Langkah I Mengenal Masalah
Kita tentukan masalah kesehatan apa yang kita lakukan
atau kembangkan segi penyuluhannya yang terjadi di masyarakat.
Langkah II
Mengenal Penyebab Masalah
Harus diketahui dengan jelas apa penyebab masalahnya. Hal
ini penting agar dalam penyuluhan nanti bisa dikemukakan dengan jelas
penyebab-penyebab tersebut, hingga akan menghilangkan kepercayaan-kepercayaan
yang keliru tentang penyebab masalah kesehatan tersebut. Jika masyarakat salah
tanggap terhadap penyebabnya, maka perilaku untuk menangani solusinya juga akan
salah.
Langkah III Mengenal Sifat
Masalah
1. Beratnya
masalah
a. Apakah
banyak yang terkena masalah tersebut?
b. Bagaimana
akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut? Apakah banyak menimbulkan
kematian, cacat, dan sebagainya?
Hal di atas sangat mempengaruhi motivasi mereka untuk
bertindak. Makin berat akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut, makin
kuat dorongan untuk mengatasi masalaha tersebut. Tetapi, ancaman jangan terlalu
dilebihkan agar tidak menyebabkan seseorang menjadi apatis dan juga jangan
terlalu diringankan agar masalah tersebut cukup mendapat perhatian.
2. Luasnya
masalah
a. Apakah
masalah meluas di seluruh daerah ataukah hanya di daerah-daerah tertentu saja?
b. Apakah
menimpa segala golongan umur ataukah hanya golongan umur tertentu saja?
Luasnya masalah perlu diketahui untuk bisa menentukan
sasaran penyuluhan yang akan dituju, yaitu apakah penyuluhan hanya untuk
ibu-ibu dari anak-anak di bawah umur lima tahun saja, atau untuk semua
golongan, dan sebagainya.
3. Apakah
munculnya masalah bermusim
a. Apakah
masalah bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun?
b. Ataukah
masalah hanya terjadi pada musim-musim tertentu saja, misalnya hanya pada musim
paceklik, atau hanya pada musim panen, dan sebagainya?
Hubungan musim dengan masalah perlu kita ketahui agar
penyuluhan bisa dilakukan tepat pada waktunya. Kalau misalnya masalah hanya di
musim penghujan, maka penyuluhan harusdilakukan secara intensif menjelang musim
hujan tiba.
4. Prioritas
masalah
a. Apakah
masalah tersebut diberi prioritas yang tinggi oleh Pemerintah untuk
ditanggulangi?
b. Apakah
masyarakat menganggap masalah tersebut cukup gawat untuk segera ditanggulangi?
Hal tersebut di atas perlu diketahui agar dalam
penyuluhan nanti, masalah yang diprioritaskan oleh masyarakat tersebut mendapat
perhatian penyuluh pula, untuk membangkitkan motivasi mereka.
Langkah IV Mengenal
Perkembangan Masalah
Yang dimaksud adalah bagaimana urutannya sampai muculnya
masalah. Perkembangan masalah ini perlu diketahui agar penyuluh bisa
mengkaitkan kebiasaan-kebiasaan (sebab) dengan masalah yang terjadi.
Langkah V
Mengenal Kebiasaan
Setelah mengetahui perkembangan masalah, maka pelajarilah
dengan baik kebiasaan-kebiasaan masyarakat tersebut, lalu kaitkan dengan
perkembangan masalah tersebut. Kemudian setelah ditemukan, kebiasaan-kebiasaan
mana kiranya yang bisa membantu munculnya masalah. Setelah itu, pelajari pula :
· Apakah
yang berperilaku atau mempunyai kebiasaan demikian itu cukup banyak? Berapa
persen?
· Apakah
mempunyai kebiasaan demikian itu menyeluruh, atau hanya di daerah-daerah
tertentu saja? Kalau di daerah tertentu apakah ada kekhususan daerah tersebut
hingga masyarakat di situ berkebiasaan serupa itu?
· Apakah
masyarakat yang berkebiasaan demikian itu ada kecenderungan meningkat jumlahnya
atau menurun?
Langkah VI Mengenal Sebab
Kebiasaan
Pelajari dengan seksama mengapa individu, kelompok, atau
masyarakat mempunyai kebiasaan seperti itu. Untuk itu penyebabnya harus
dicari di 3 sumber :
a. Apakah
penyebab ada pada pihak provider, yaitu sektor-sektor yang member pelayanan?
b. Apakah
penyebabnya ada pada pihak masyarakat sendiri?
Perlu dipelajari, apakah sumbernya itu bersumber pada:
- Pengetahuan
- Sikap
- Sarana
yang diperlukan
- Norma
masyarakat
- Motivasi
c. Apakah
penyebabnya ada di luar kdua hal yang disebutkan terdahulu?
Penyebabnya bisa juga berasal dari luar, yaitu yang ada
di luar kemampuan penyuluh untuk merubahnya.
Langkah VII Rumuskan Perilaku Yang
Diharapkan
Setelah mengenal perilaku yang ada dengan latar
belakangnya, pikirkan dan rumuskan perilaku yang diharapkan yaitu perilaku yang
kira-kira bisa mengurangi masalah yang ada. Dalam merumuskan perilaku yang diharapkan
ini harus diperhitungkan benar-benar :
- Apakah
kebiasaan yang diharapkan itu bisa dilaksanakan oleh individu atau masyarakat,
artinya, apakah sarana yang diperlukan ada, dan apakah tidak ruwet?
- Apakah
kebiasaan ini bisa diterima oleh masyarakat, dalam arti tidak bertentangan
dengan norma setempat?
- Apakah
kebiasaan atau perilaku yang diharapkan tersebut benar-benar bisa mengurangi
masalah?
Langkah VIII Mengenal Hambatan
Sesudah mengenal kebiasaan yang menyebabkan masalah, dan
sesudah merumuskan kebiasaan atau perilaku yang diharapkan akan bisa mengurangi
masalah, maka pelajarilah hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi dalam
merubah perilaku yang ada menjadi perilaku yang diharapkan tersebut.
Langkah IX Mengenal Hal-Hal
yang Mendorong
Selain hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi,
perlu pula diketahui hal-hal yang mungkin bisa membantu mempermudah terjadinya
perubahan perilaku atau kebiasaan tersebut.
Langkah X Mengenal
Hasil-Hasil Sampingan
Selain hal-hal yang menghambat dan mendorong terjadinya
perubahan perilaku, perlu pula dipikirkan dan diketahui hal-hal lain yang
mungkin terjadi sebagai akibat perubahan perilaku atau kebiasaan yang
dianjurkan. Seringkali terjadi, bahwa dalam terjadinya suatu perubahan perilaku
atau kebiasaan, muncul masalah baru sebagai akibat daripada perubahan perilaku
tersebut.
Langganan: Poskan
Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar