Pengertian analisis instruksional

Analisis instruksional didefinisikan oleh Dick and Carey sebagai suatu prosedur, yang apabila diterapkan pada suatu tujuan instruksional, akan menghasilkan suatu identifikasi kemampuan-kemampuan bawahan (sub ordinate skills) yang diperlu­kan bagi siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Menurut P.J. Esseff, analisis instruksional adalah suatu alat yang dipakai oleh para penyusu­n desain instruksional atau guru untuk membantu mereka di dalam mengidentifikasi setiap tugas pokok yang harus dikuasai/dilaksanakan oleh siswa dan sub tugas atau tugas dasar yang membantu siswa dalam menyelesaikan tugas pokok. Sedangkan Menurut Suparman (2004:120), analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Kegiatan penjabaran tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara terperinci. Yang dimaksud perilaku khusus tersusun secara logis dan sistematis adalah tahapan apa yang seharusnya dilakukan terlebih dahuluditinjau dari berbagai alas an seperti karena kedudukannya sebagai perilaku prasyarat, perilaku yang menurut urutan fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang menurut proses psikologi muncul lebih dahulu atau kronologis terjadi lebih awal.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis instruksional adalah  suatu prosedur dalam mengidentifikasi kompetensi yang harus dikuasai siswa dengan menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis untuk mencapai tujuan instruksional.
Dengan memperhatikan uraian tersebut di atas, dapat dikemukakan kegunaan analisis instruksional sebagai berikut:
a.       Membantu para guru/pendidik maupun penyusun desain instruksional untuk mengorganisir tugas-tugas pokok dalam hubungannya dengan sub tugas yang harus dipelajari siswa. Pengorganisasiannya adalah sedemikian, sehingga merupakan urutan logis sesuai dengan keadaan sebenarnya manakala tugas tersebut dilaksanakan. Proses ini akan memberikan gambaran yang jelas bagi siswa mengenai yang diharapkan dapat dikerjakan setelah selesai mengikuti suatu pelajaran.
b.   Membantu para guru di dalam menganalisis tingkah laku (behavior) berkenaan dengan masing-masing tugas pokok maupun sub tugas. Dengan cara demikian, semua pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tugas pokok dapat diidentifikasikan.
c.    Membantu para penyusun desain instruksional dan para guru/pen­didik untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk belajar, sehingga siswa dapat melaksanakan suatu tugas dengan baik.
Analisis instruksional penting untuk dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diberikan lebih dahulu dari yang lain dapat ditentukan dari hasil analisis instruksional
Selain itu, dengan melakukan analisis instruksional, akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Baik jumlah maupun susunan perilaku tersebut akan memberikan keyakinan kepada pengajar bahwa perilaku umum yang tercantum dalam TIU dapat dicapai secara efisien dan efektif.
Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) merupakan bagian dari tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran. Dengan mencapai tujuan instruksional, siswa diharapkan mampu mencapai tujuan mata pelajaran yang lebih umum lagi berupa tujuan kurikuler, yaitu tujuan dari setiap mata peajaran. Setelah mencapai tujuan kurikuler, diharapkan tujuan institusional dapat tercapai, hingga tujuan pendidikan secara umum pun dapat tercapai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar